Untukmu Yang Mencintaiku Karena-Nya - ketika kau masih tak mampu untuk menghalalkanku, maka ijinkan aku berbicara tentang cinta padamu. Sesungguhnya kata-kata cintamu tak menjadi mata air yang jernih di padang pasir di tengah sahara hatiku. Tetapi justru menjadi percikan api yang setiap saat mampu membakar diriku, membakar rindu yang seharusnya untuk Rabb-ku, membakar cemburu yang seharusnya untuk Rabb-ku, membakar semangat yang seharusnya hanya karena Rabb-ku.
Untukmu yang mencintaiku karena-Nya, ungkapan perasaanmu tak membuat bunga-bunga di taman hatiku merekah, tapi justru membuat bunga itu layu sebelum mekar. Duri-duri bunga itu seketika tumpul, lemah dan tak mampu lagi melindungi sari bungaku.
Wahai engkau yang mencintaiku karena-Nya, sungguh kata- kata cintamu setajam pedang yang siap menebas apapun.
Tidakkah kau ingin mengalihkan pedangmu itu untuk menebas apapun. Tidakkah kau ingin mengalihkan pedangmu itu menebas nafsu dan gejolak hati yang kini meresahkan jiwamu?
Baca Juga: Pesan Penting Bagi Yang Mau Menikah.
Untukmu yang mencintaiku karena-Nya, aku bukan malaikat yang tak punya hawa nafsu, aku hanya manusia biasa yang juga menginginkan cinta.
Kehadiranmu memang mampu memberi sebuah warna, tapi sungguh itulah yang membuatku tersiksa.
Bukan aku tak mampu menghargai yang kau rasa, tapi sungguh bukankah aku akan gagal mempertahankan hatiku yang selalu ingin terjaga.
Untukmu yang mencintaiku karena-Nya, tidakkah kau ingin cinta itu sesuci cintanya Ali dan Fatimah? Dalam diam ia mencinta, dalam rindu ia berdo’a.
Jika karna cinta kau mampu menjadi seorang pujangga, tidakkah kau ingin mempersembahkannya kepada cintamu yang sesungguhnya?
Allahu Rabbi, tidak tahukah engkau bahwa cemburunya teramat luar biasa?
Untukmu yang mencintaiku karena-Nya, bukankah cinta sejati bukanlah yang menyakiti?
Tapi taukah engkau, perasaan cinta yang kau bilang tak bisa terdiam terlalu lama, tapi bisa kau halalkan dengan segera, sesungguhnya menyakiti jiwaku, melalaikanku menjadi seorang hamba, dan mendekatkanku pada angan-angan semu yang seharusnya tak boleh ada.
Untukmu yang mencintaiku karena-Nya, renungkanlah, tak ada kebahagiaan yang sesungguhnya kurasa saat ini. Yang ada hanya kesibukan untuk selalu membenahi diri, tak ada kata terlambat untuk segera memperbaiki. Simpanlah cintamu hingga Allah memutuskannya nanti.
Yaa Allah, sesungguhnya aku mendambakan cinta hamba-Mu yang turut mencintai-Mu sedalam-dalamnya. Aamiin.
(By: Umi Zahraa El-Harits)